Jenis-jenis penawar penyakit yg di rawat :-

Anda mungkin tidak pecaya dan mungkin ada yg berkata tidak logik bila saya megatakan saya merawat semua jenis penyakit tidak perlu pembedahan , tidak perlu makan ubat dan pesakit tidak perlu menghabiskan ribuan wang utk menyembuhkan penyakit yg dialami,


Insyallah saya akan merawat yg terbaik utk menyembuhkan penyakit anda dalam masa 5 minit .Alhamdulillah teknik yg saya gunakan untuk merawat dan menolong menyembuh ribuan pesakit selama 16 tahun ini seperti.

kancel payu dara,kancel otak ,kancel hidung deman,selsema,asma,lemah jantung,sakit jantung, sakit lutut,kebas kaki dan tangan,perut kembung,koma,tomo,kencing manis,darah tinggi,mudah tertidur,sukar hendak tidur,sakit tangan ,sakit kaki,tumit,tapak kaki sakit,lemah badan,cepat letih,strok,slicdics,tulang bengkok, mati pucuk,kurang nafsu lelaki dan wanita,sakit kepala,mata kelabu,mata silau,cepat mengantuk,sakit pinggan,sakit buah pinggan,batu karang, yg sudah buat baypast,yg sudah buat dialisis semua jenis penyakit yg penah saya rawat ..alhamdulillah kesembuhan itu pasti.


pembedahan bay pas jantung,buah pinggan,otak dll bukan jalan penyelesai ,doktor tidak pernah berpikir utk mencari jalan penyelesai malah doktor setiap hari mencipta penyakit dan mencipta ubat - ubatan sahaja, pembedahan dan ubat- ubatan bukan jalan pemyembuhan tapi pesakit menjadi penagih dadah yg di istiraf oleh doktor dan kerajaan, dadah dan pembedahan bukan penyembuh malah sengsara .


jika di izin Allah saya mahu lihat teknik rawatan saya ini di pratik seluruh dunia dan dapat menolong jutaan manusia tampa makan ubat,tampa pembedahan, tampa kos yg tinggi dan mencari penyelesai sebab- sebab penyakit yang di alami oleh manusia sejagat.saya dengan iklas ingin menolong siapa saja yang sakit.jika ada pakar-pakar perubantan dunia ingin berkongsi merawat dan menyembuh penyakit saya sedia bekerja sama ..insyallah.


Islam way of live

yang benar

Asfanizam Abdullah



Saturday, January 30, 2016

RAHSIA ALLAH

     

            1-   Marilah sama2 kita fikirkan dan berusaha lakukan
          Sesungguhnya Allah S.W.T telah menyembunyikan 
          9 perkara iaitu :-

               1. Allah S.W.T telah menyembunyikan redha-Nya dalam taat.
               2. Allah S.W.T telah menyembunyikan murka-Nya di dalam maksiat.
              3. Allah S.W.T telah menyembunyikan nama-Nya yang Maha Agung di dalam 
                   Al- Quran.
              4. Allah S.W.T telah menyembunyikan Lailatul Qadar di dalam bulan Ramadhan.
              5. Allah S.W.T telah menyembunyikan solat yang paling utama di dalam solat
                  (yang lima waktu).
              6. Allah S.W.T telah menyembunyikan hari kiamat di dalam semua hari.
              7. Allah S.W.T telah menyembunyikan Hari kematian
              8 .Allah S.W.T telah menyembunyikan kejadian hawa
              9 .Allah S.W.T telah menyembunyikan penyembuh penyakit dalam Doa Rihul ahmar

2- Allah tidak bagi manusia sakit yang Allah bagi penawar (obat)



          تَدَاوَوْا يَا عِبَادَ اللهِ، فَإِنَّ اللهَ لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلاَّ وَضَعَ لَهُ شَفَاءً إِلاَّ دَاءً وَاحِداً: الْهَرَمُ
  Berobatlah wahai hamba-hamba Allah, karena Allah tidak pernah memberikan 
      suatu penyakit dan Allah berikan penawarnya kecuali hari tua,”
      [Diriwayatkan oleh Ahmad]. 

3- hadits  dalam kitab Ar Ba`in Nawawi karagan Imam Yahya Ibnu Syarifuddin An –   
    Nawawi di jelaskan sebagai berikut :
  عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :  مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَانَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماًسَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كاَنَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِوَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَاللهُ بِهِ طَرِيْقاً إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمْالسَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ، وَهُ، وَمَنْ بَطَأَ فِي عَمَلِهِ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُمتفقعليه 
“ Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya di Hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitann niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hamba-Nya selama hamba-Nya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. Suatu kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya. (Muttafaq alaih).


RAHSIA ALLAH

    







Wednesday, January 27, 2016

MEGAPA KEMATIAN DI RAHSIAKAN

DALAM tiap sel tubuh manusia ternyata ada sebuah sistem waktu yang bertugas mengontrol seluruh proses, mulai dari lahir hingga kematian. Para ilmuwan menyebutnya sistem kematian sel, sebuah sistem yang bergerak dan berbunyi untuk mengatur tiap sel tubuh manusia termasuk detak jantung. Sebuah sistem yang juga tidak mamapu menambah atau mengurangi, sehingga ketika berada diakhir waktu/ketukan, maka kematian datang setelahnya dan tidak pernah bisa ditunda.
فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
“Maka jika datang waktu kematian mereka, tidak bisa mereka tunda dan dan mendahulukannya sedetikpun,”[QS. An-Nahl: 61].
Setelah penelitian panjangnya, para ilmuwan menegaskan bahwa kematian adalah makhluk seperti halnya kehidupan, dan seakan kematian itu adalah dasar utamanya. Dan hal tersebut dapat ditemukan isyaratnya dalam ayat Al-Quran:
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“Dialah Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan, untuk menguji siapa diantara kalian yang terbaik amalnya”. [QS. Al-Mulk:2]
Jadi kematian adalah makhluk, dan inilah yang ditegaskan oleh para ilmuwan dan ini pula yang telah ditegaskan oleh Al-Quran. Pertanyaannya adalah dari mana Nabi saw mendapatkan ilmu ini jika bukan dari sisi Allah?
Mayoritas para ilmuwan menegaskan bahwa masa tua adalah cara terbaik untuk mengakhiri kehidupan manusia secara alami, jika tidak, maka setiap upaya untuk memperpanjang hidup di atas batas-batas tertentu akan memberikan banyak penyebabnya, misalnya terserang penyakit atau kecelakaan, para ilmuwan mengatakan: “Setiap usaha untuk mencapai keabadian bertentangan dengan alam.” Para ilmuwan telah menyimpulkan hasilnya, yaitu bahwa meskipun menghabiskan miliaran dolar untuk dapat berumur panjang sampai usia, tetap saja tidak akan membuahkan hasil dan manfaat. Inilah yang pernah diisyaratkan oleh Nabi Muhammad saw, beliau bersabda:
تَدَاوَوْا يَا عِبَادَ اللهِ، فَإِنَّ اللهَ لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلاَّ وَضَعَ لَهُ شَفَاءً إِلاَّ دَاءً وَاحِداً: الْهَرَمُ
“Berobatlah wahai hamba-hamba Allah, karena Allah tidak pernah memberikan suatu penyakit kecuali Allah berikan penawarnya kecuali satu masa tua,” [Diriwayatkan oleh Ahmad].
Demikianlah fakta ilmu baru datang yang belum dikenal sebelumnya membuktikan dan mengkonfirmasikan kebenaran sabda Nabi saw dan kebenaran risalah Islam dalam Al-Qur’an. [kaheel7]
PARA dokter ahli terutama jantung menegaskan bahwa fenomena kematian mendadak banyak terjad di tahun-tahun belakangan, meski tindakan pencegahan dan antisipasi juga semakin meningkat. Sebuah fakta medis yang tidak terbantahkan dan membuktikan perkataan Rasulullah saw:
إَنَّ مِنْ أَمَارَاتِ السَّاعَةِ أَنْ يُظْهِرَ مَوْتِ الْفَجْأَةِ
“Bahwa diantara tanda-tanda yang dekatnya hari kiamat adalah merebaknya kematian mendadak” (At-Thabrani).
Para ilmuwan mengkonfirmasi bahwa kematian berawal dari dalam sperma, dan berkembang di dalamnya sejak manusia dalam rahim. Mereka mengatakan: kematian diciptakan dalam setiap unsur sel seperti katup pengaman yang mengontrol kehidupan sel, setelah semua terpecah dan mengubah ukuran unsur-unsur tersebut, maka ketika semakin pendek ukurannya maka kematian semakin dekat, dan pada ukuran tertentu sel reproduksi akan berhenti dan mati, dan itulah yang dibuktikan melalui Al-Quran, Allah berfirman:
“Kami telah memperkirakan kematian di antara kalian dan kami tidak mendahuluinya,” (QS. Al-Waqi’ah: 60).
Maksudnya adalah bahwa Allah SWT  menempatkan sistem yang terprogram untuk proses kematian, sehingga para ilmuwan membuat satu istilah ilmiah baru tentang kematian sel yang disebutkan, sesuai dengan fakta-fakta ilmiah, dan ini membuktikan akan mukjizat Al-Quran.
sel Al Quran dan Rahasia Kematian Manusia (2)
Terjadi pada setiap sel tubuh, berbagai tindakan yang disebut oleh para ilmuwan bahwa tindakan degeneratif terjadi setelah periode tertentu dari kehidupan sel. Karena itu, sel akan terus berkembang dan membesar lalu mulai melakukan aktivitasnya, namun setelah usia tertentu mulai terjadi tindakan degeneratif di dalam sel, sehingga para ilmuwan mengatakan bahwa proses ini tidak dapat dihentikan, tetapi yang menghentikan proses ini adalah kematian, karena kematian telah terprogram, sel ini misalnya, akan mati setelah (sepuluh hari), meskipun kita berusaha untuk menghentikan proses degenerasi, sel akan tetap mati, dan inilah kebenaran yang disebutkan dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
وَمَنْ نُعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِي الْخَلْقِ أَفَلا يَعْقِلُونَ
“Dan Barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan Dia kepada kejadian(nya). Maka Apakah mereka tidak memikirkan?” (QS. Yasin: 68).
Kata “Nunakkishu” (Kami kembalikan) yang menggambarkan ungkapan yang cermat degeneratif pada sel-sel otak, hati, jantung, dan dalam semua sel manusia ada tindakan degeneratif selalu berakhir dengan kematian. [kaheel]
” …dimanapun Anda berada maka kematian akan tetap menjemput Anda,” (QS. An-Nisa: 78).
LIHATLAH sinyal-sinyal dari ayat  di atas, pesan  yang tersembunyi dibaliknya adalah peringatan bagi siapapun untuk kembali ke Pencipta yang Maha Kuasa dan Pencipta yang Maha Agung, yakni Allah SWT.
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,” (QS. Al-Mulk:2).
Diantara Rahmat Allah diciptakannya kematian bahwa segala sesuatu memeiliki akhir, Allah SWT berfirman:
كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلا وَجْهَهُ
Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah,” (QS. Al-Qashash: 88).
Namun apa yang dikatakan para ilmuan tentang kematian? Ahli biologi saat ini menjelaskan bahwa kematian sama pentingnya dengan kehidupan. Dikaitkan dengan fakta-fakta yang ada,  mereka mengungkapkan bahwa dalam setiap sel yang ada dalam tubuh manusia memiliki waktu biologis atau waktu tumbuh.
Menurut data statistik PBB, setiap tahunnya ada lebih dari 700.000 orang melakukan bunuh diri, ada ratusan ribu tewas dalam kecelakaan kebakaran, kecelakaan lalu lintas, pembunuhan. Ada jumlah tertentu yang mati akibat penyakit jantung, di Amerika Serikat meninggal hingga 700.000 orang dan setengah dari jumlah tersebut ada yang mati secara tiba-tiba, ada jumlah tertentu yang mati akibat kanker kulit, kanker payudara dan kanker paru-paru. Seakan ada sistem tertentu yang menentukan kematian, dan jika kita melihat statistik tahun demi tahun, kita perhatikan bahwa ada rasio yang sangat dekat, selama sepuluh tahun misalnya, bahwa persentase ini dekat dan berkembang seiring berjalannya waktu. Ini adalah bukti bahwa kematian adalah ketetapan yang telah ditentukan waktunya, dan yang menakjubkan Al-Quran telah menegaskan fakta ini, Allah SWT berfirman:
نَحْنُ قَدَّرْنَا بَيْنَكُمُ الْمَوْتَ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوقِينَ
Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak akan dapat dikalahkan,” (QS. Al-Waqi’ah:60).
Para ilmuwan menemukan bahwa sel-sel manusia, tumbuhan dan hewan, didalamnya terdapat DNA genom yang dikhususkan waktu kematian sel. Saat para ilmuwan melakukan percobaan memperpanjang umur pada beberapa sel hewan seperti lalat, justru sel-sel tersebut berubah menjadi sel kanker, sel tersebut bisa dikatakan mati atau berubah menjadi sel kanker, dan berakhir dengan kematian.
Inilah juga yang terjadi dengan manusia, pada saat mereka mencoba untuk memperpanjang kehidupan sekelompok sel manusia, sel-sel berubah menjadi sel kanker mematikan, sehingga para ilmuwan akhirnya memutuskan bahwa kematian tidak kalah penting untuk kehidupan, dan bahwa ia tidak pernah bisa dihentikan. karena itulah Allah SWT berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْت
Setiap jiwa pasti akan merasakan mati,” (QS. Ali Imran: 185).
Hakikat Al-Quran yang sesuai dengan ilmu pengetahuan dan membuktikan akan kebenaran firman Allah Yang Maha Kuasa. Karena itu renungkanlah. siapakah yang mengatur kerja dari jam ketika sel-sel dalam tubuh manusia bekerja? Siapakah yang melindunginya dari segala kerusakan yang mungkin terjadi? Siapakah yang mengawasi atas pemeliharaannya,dan siapakah yang menyediakan dan membekalinya berupa energi yang dibutuhkan. Semua karena kekuasaan Allah SWT.

Penciptaan Hawa ( DISINI KITA BERBINCANG PERANAN TULANG RUSUK)


 penciptaan Hawa bukanlah dari tulang rusuk









عن أبي هريرة: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: المرأة كالضلع، إن أقمتها كسرتها.

Perempuan itu seperti tulang rusuk. Jika kamu ingin memperbetulkannya kamu akan mematahkannya. (Hadis riwayat al-Bukhari4889).

Hadis ini telah dikemukakan oleh Imam al-Bukhari di dalam kitab al-Nikah bab berlembut dengan wanita. Tujuan al-Bukhari mengemukakan hadis ini ialah untuk menyatakan sifat fitrah wanita bukannya hakikat kejadian mereka. Apakah tubuh atau jasad wanita akan mudah patah apabila dikasari oleh orang lain? Tentu sekali tidak.

عن أبي هريرة. قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن المرأة كالضلع. إذا ذهبت تقيمها كسرتها.

Sesungguhnya perempuan itu seperti tulang rusuk. Jika kamu ingin memperbetulkannya kamu akan mematahkannya. (Hadis riwayat Muslim no: 1468.)

Hadis ini lebih jelas lagi menyatakan sifat perempuan itu seperti tulang rusuk bukan diciptakan daripada tulang rusuk. Penggunakan partikel kaf ك ini bagi menyatakan persamaan antara perempuan dan tulang rusuk. Sementara ayat yang kedua merupakan sudut persamaan antara kedua-duanya.

Kecenderungan Imam al-Bukhari ketika membuat Tarjamatul Bab di dalam Sahihnya, iaitu:

باب: المداراة مع النساء، وقول النبي صلى الله عليه وسلم: (إنما المرأة كالضلع

Bab berlembut dengan wanita dan Sabda Nabi s.a.w.: Sebenarnya perempuan itu seperti tulang rusuk.

Dengan membuat tajuk begini Imam al-Bukhari tidaklah berpendapat bahawa Hawa itu dijadikan daripada tulang rusuk kiri Nabi Adam.

Begitu juga di dalam al-Adab al-Mufrad, Imam al-Bukhari mengemukakan riwayat:

إن المرأة ضلع , وإنك إن تريد أن تقيمها تكسرها

Sesungguhnya perempuan itu tulang rusuk. Jika kamu mahu untuk meluruskannya maka kamu akan mematahkannya. (al-Adab al-Mufrad, no: 747)

Apakah hadis ini menyatakan hakikat perempuan itu sebenarnya tulang rusuk? Tentu sekali tidak. Hadis ini merupakah satu bentuk tasybih atau perumpamaan yang mempunyai nilai balaghah atau retorik yang tinggi di mana perkataan yang menyatakan persamaan tidak digunakan begitu juga sudut keserupaan tidak disertakan. Ayat yang kedua boleh juga dikatakan sebagai bukti bahawa perkataan tulang rusuk tidak difahami secara harfiah.

Sokongan Kepada Penafsiran Ini

Penafsiran min bukan dengan makna punca atau asal-usul sesuatu adalah sesuai hadis berikut:

عن أبي قلابة، عن أنس رضي الله عنه: أن النبي صلى الله عليه وسلم كان في سفر، وكان غلام يحدو بهن يقال له أنجشة، فقال النبي صلى الله عليه وسلم: (رويدك يا أنجشة سوقك بالقوارير). قال أبو قلابة: يعني النساء

Daripada Abu Qilabah daripada Anas bin Malik bahawa Rasulullah s.a.w. berada dalam satu perjalanan. Ada seorang budak yang dikenali dengan Anjisyah menarik unta yang ditunggangi oleh wanita-wanita. Lalu Rasulullah s.a.w. bersabda: Wahai Anjisyah! Perlahankanlah kerana yang kamu tarik itu ialah botol-botol kaca. Perawi, Abu Qilabah, berkata: Maksudnya ialah wanita-wanita. (Hadis riwayat al-Bukhari no: 5857.)

Rasulullah s.a.w. menggambarkan wanita sebagai golongan yang lembut dari segi perwatakan dan cukup sensitif. Baginda menyebutkan wanita seperti botol-botol kaca yang mudah pecah jika tidak dijaga dan diberi perhatian.

Kesimpulan

Hadis ini perlu difahami secara balaghah iaitu berdasarkan retorik bahasa Arab. Rasulullah s.a.w. menyampaikan pesanan ini dalam bentuk tasybih (perumpamaan) supaya maksud pesanan difahami dengan lebih mendalam. Tegasnya, supaya pendengar lebih peka dan prihatin bukan memberi perhatian kepada makna harfiah. Rasulullah s.a.w. membuat perumpamaan wanita seperti tulang rusuk bukan bermaksud untuk merendahkan kedudukan mereka tetapi sebagai peringatan kepada kaum lelaki supaya memberi perhatian kepada mereka, melayani mereka dengan baik, mendidik dan menjaga hati mereka. Sama seperti lelaki, wanita sama-sama berperanan untuk menegakkan agama dan menguruskan hal ehwal kehidupan.

Dengan pemahaman yang betul tentang hadis-hadis ini maka tertolaklah anggapan bahawa wanita adalah dari kelas kedua kerana kononnya dijadikan daripada orang lelaki iaitu Adam!

Asal Usul Hawa - Ulasan Artikel


Insya Allah, kali ini saya agak tertarik untuk mengulas artikel yang bertajuk “Benarkah Asal Kejadian Perempuan Dari Tulang Rusuk?” yang telah ditulis oleh Ustaz Muhammad Hanief bin Awang Yahya yang boleh dibaca di sini.

MUQADDIMAH

Di dalam artikel tersebut, menafikan bahawa penciptaan Hawa bukanlah dari tulang rusuk, sebaliknya penciptaan Hawa tidak diceritakan pun. Beliau menyebut :


Kenyataannya ialah tidak ada satupun ayat al-Quran dan Hadis Rasulullah s.a.w. yang jelas menyebutkan hakikat kejadian Hawa. Al-Quran tidak menyebutkan Hawa dicipta daripada Adam tetapi manusia itu dicipta daripada jiwa yang satu. Apa yang disebutkan di dalam al-Quran ialah manusia itu diciptakan daripada jenis yang sama dengannya juga. Seorang manusia tentunya ibu bapanya manusia juga bukan makhluk yang lain.

- sila baca artikel tersebut sehingga habis –

Suka untuk saya mengulas di sini bahawa di sana sememangnya terdapat 2 pandangan dalam menceritakan asal-usul Hawa. Adakah benar ia dicipta daripada tulang rusuk Nabi Adam? Atau Hawa dicipta daripada jenis yang sama?

Pandangan pertama :

Syeikh Tantawi RA telah menukilkan di dalam Tafsir al Wasit (1/837), bahawa Jumhur Ulama berpandangan bahawa Hawa dicipta daripada Nabi Adam AS, iaitu daripada tulang rusuknya. Ketika itu Nabi Adam AS sedang tidur, setelah berjaga, beliau ternampak Hawa dan rasa suka kepadanya, kerana Hawa diciptakan daripada tubuhnya sendiri.

Pandangan ini berhujahkan dengan Hadis Nabi SAW

إن المرأة خلقت من ضلع أعوج فإن ذهبت تقيمها كسرتها وإن تركتها وفيها عوج استمتعت بها

Pandangan Kedua :

Abu Muslim al Asfahani berpandangan bahawa Hawa bukanlah diciptakan daripada Nabi Adam AS, tetapi diciptakan “daripada jenis yang sama”, iaitu manusia. Perkara yang sama juga telah dijelaskan di dalam ayat-ayat yang lain di dalam al Quran :

والله جَعَلَ لَكُمْ مِّنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجاً

إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنْفُسِهِمْ

Perbandingan :

Syeikh Tantawi menukilkan kalam al Qadhi Iadh bahawa pandangan pertama lebih kuat (1/837). Dr Wahbah Zuhaili juga mengutarakan kedua-dua pandangan ini di dalam Tafsir al Munir (2/557), dan beliau mengatakan bahawa pandangan kedua tersebut bercanggah dengan apa yang dinyatakan di dalam Hadis Shahih di bawah

اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلَاهُ فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ
(Shahih Bukhari : 3084)

Dr Wahbah Zuhaili menambah lagi bahawa penciptaan Hawa daripada tulang Nabi Adam AS adalah untuk menampakkan kekuasaan Allah SWT, iaitu menciptakan sesuatu yang hidup, daripada benda hidup yang lain, bukan dengan cara kelahiran. (2/557)

Syeikh Tantawi menyatakan lagi (1/837) bahawa sekiranya Hawa itu bukan dicipta daripada Nabi Adam, sudah pasti semua manusia ini dicipta daripada 2 jiwa, bukan 1 jiwa. Sedangkan di dalam al Quran (Surah an Nisa : 1) menyatakan bahawa semua manusia dicipta daripada 1 jiwa. Perkara ini juga telah dinyatakan oleh Syeikh Sayyid Ahmad Musayyar RA di dalam kitab Qadhaya Insaniah.

PENJELASAN PETIKAN

Di dalam artikel tersebut, terdapat beberapa perkara penting yang perlu dijelaskan semula di sini, iaitu :

Mengapa Berlaku Kekeliruan Tentang Kejadian Hawa Ini? Ada beberapa faktor mengapa berlaku kekeliruan dalam memahami makna sebenar ayat ini:

1. Berpegang Dengan Riwayat Israiliyyat

Fasal yang kedua di dalam Sifr al-Takwin menyebutkan Hawa diciptakan daripada tulang rusuk kiri Nabi Adam ketika baginda sedang tidur. (Tafsir al-Manar, jil. 4, hal. 268.) Disebabkan ada riwayat dalam kitab-kitab yang dahulu, ahli-ahli tafsir terus menganggap ia sebagai sokongan atau pentafsiran kepada al-Quran. Bagaimana mungkin ayat al-Quran ditafsirkan dengan riwayat Israiliyyat walhal penurunan kitab-kitab nabi terdahulu lebih awal lagi daripada al-Quran. Sepatutnya, kitab yang turun kemudianlah yang menjelaskan kitab-kitab yang terdahulu.

Hadis berkenaan perkara ini mempunyai beberapa versi. Antaranya ialah;

1. Perempuan itu diciptakan daripada tulang rusuk
2. Perempuan seperti tulang rusuk
3. Perempuan adalah tulang rusuk.

2. Mengkhususkan Keumuman Hadis Tanpa Nas Yang Jelas

Antara kesilapan dan kekeliruan ialah mengkhususkan lafaz hadis yang menyebut perempuan kepada Hawa. Hadis-hadis yang diriwayatkan daripada Rasulullah s.a.w. semuanya dengan jelas menyatakan perempuan dalam bentuk tunggal atau jamak dan tidak ada yang menyebutkan Hawa secara khusus. Jelasnya, para pentafsir menyangka wanita dalam hadis tersebut adalah Hawa tanpa berdasarkan kepada nas yang lain yang menentukan makna yang dikehendaki oleh Rasulullah s.a.w. itu.

3. Kesilapan Memahami Kata Sendi Nama Min من

Walaupun perkataan min itu memberi erti “daripada”, “punca sesuatu perkara” atau “sebahagian”, kata sendi nama min juga mempunyai makna lain seperti “untuk menyatakan sebab” dan “menyatakan jenis sesuatu perkara”. Oleh itu, pemakaian huruf ini dalam bahasa Arab adalah luas dan tidak semestinya terikat dengan satu makna sahaja. (lihat, Ibn Hisyam, Mughni al-Labib, jil. 1, hal. 319)

Penjelasan semula

Pertama

Tidak boleh dikatakan bahawa “semua” Isra’iliyyat perlu ditolak. Sebaliknya pendekatan terhadap Isra’iliyyat perlulah selari dengan Hadis Nabi SAW. Iaitu, melihat kepada pembahagian Isra’iliyyat (berdasarkan kitab ad Dakhil, hasil penulisan Bahagian Tafsir, Universiti al Azhar)

Pembahagian pertama, iaitu dari segi keshahihannya. Terbahagi kepada :

Shahih,
Dha’if (lemah)
Maudhu’ (rekaan)

Di dalam hal ini, Nabi SAW bersabda :
حَدِّثُوا عَنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلَا حَرَجَ
Sampaikanlah cerita-cerita Bani Israil, tetapi jangan keterlaluan (Sunan Abi Daud : 3177)

Pembahagian pertama ini boleh diriwayatkan dengan tujuan untuk menjadikan dalil, untuk menolak hujah-hujah orang Yahudi.

Pembahagian kedua, iaitu dari segi topik yang disampaikan oleh Isra’iliyyat tersebut. Terbahagi kepada :

Berkaitan dengan Akidah dan Pegangan
Berkaitan dengan hukum hakam
Berkaitan dengan peringatan dan peristiwa-peristiwa

Pembahagian kedua ini tidak boleh diriwayatkan, melainkan dengan menyertakan penjelasan terhadap penipuan tersebut.

Pembahagian ketiga pula, iaitu dari aspek keselariannya atau percanggahannya dengan syariat. Terbahagi kepada tiga, iaitu

Selari dengan syariat
Bercanggah dengan syariat
Tidak selari, dan tidak juga bercanggah (maskut – tiada dalil yang menolak, dan tiada dalil yang menerimanya)

Apa yang selari dengan syariat, boleh diriwayatkan. Apa yang bercanggah dengan syariat, tidak boleh diriwayatkan. Sekiranya tiada dalil yang menolak atau mengiyakannya, maka ia dinamakan “maskut”

Nabi SAW bersabda :

لَا تُصَدِّقُوا أَهْلَ الْكِتَابِ وَلَا تُكَذِّبُوهُمْ وَقُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ
Jangan mengiyakan apa yang dikatakan oleh ahli kitab, jangan pula menafikannya. Katakanlah, kami beriman dengan Allah, dan apa yang diturunkan kepada kami, dan juga apa yang diturunkan kepada kamu. (Shahih Bukhari : 6814)

Sekiranya apa yang diriwayatkan oleh Jumhur Ulama (yang menyatakan bahawa Hawa diciptakan daripada Nabi Adam AS) adalah sesuatu Isra’iliyyat, maka kenapakah mereka meriwayatkannya juga? Ini kerana Jumhur Ulama bersandar kepada Hadis Shahih yang dinyatakan sebelum ini.

Kedua

Saya tidak dapat memastikan, hadis manakah yang dimaksudkan oleh penulis, yang menyatakan bahawa :

pentafsir menyangka wanita dalam hadis tersebut adalah Hawa tanpa berdasarkan kepada nas yang lain yang menentukan makna yang dikehendaki oleh Rasulullah s.a.w. itu

Sekiranya hadis tersebut ialah :

اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلَاهُ فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ

Maka, saya menjelaskan di sini bahawa saya tidak menemui apa yang dimaksudkan oleh penulis, yang mengatakan bahawa “ulama mengkhususkan maksud perempuan di sini hanya Hawa”.

Sebaliknya, kita perlu faham bahawa “Hawa juga tergolong dalam golongan perempuan”. Maka, ia juga termasuk hadis ini, iaitu dicipta daripada tulang rusuk. Adakah semua perempuan dicipta daripada tulang rusuk? Ya, kerana asal-usul jantina perempuan bermula daripada Hawa, dan Hawa dicipta daripada tulang rusuk.

Para ulama tidak mengkhususkan maksud “perempuan” itu dengan “Hawa”. Sebaliknya, Hawa adalah perempuan, bahkan perempuan yang pertama di dunia. Maka, kesemua asal-usul perempuan, berpunca daripada asal-usul Hawa. Dan sepertimana yang telah disebutkan bahawa Hawa dicipta daripada Nabi Adam AS.

Ketiga

Penulis menyatakan bahawa Hawa dicipta bukan daripada tulang rusuk Nabi Adam AS, bahkan ia dicipta daripada jenis yang sama. Ini kerana penulis mengatakan bahawa من نفس واحدة bermaksud “daripada satu jenis”. Iaitu perkataan من bermaksud “daripada”. Iaitu daripada jenis yang satu.

Dalil-dalil yang disandarkan oleh penulis telah disebutkan sebelum ini, iaitu berdasarkan beberapa ayat al Quran yang menjadi hujah bagi Abu Muslim al Asfahani. Penulis menyebut :


Walaupun perkataan min itu memberi erti “daripada”, “punca sesuatu perkara” atau “sebahagian”, kata sendi nama min juga mempunyai makna lain seperti “untuk menyatakan sebab” dan “menyatakan jenis sesuatu perkara”. Oleh itu, pemakaian huruf ini dalam bahasa Arab adalah luas dan tidak semestinya terikat dengan satu makna sahaja. (lihat, Ibn Hisyam, Mughni al-Labib, jil. 1, hal. 319)

Apa yang disebutkan oleh Ibnu Hisyam di atas jelas menunjukkan bahawa “tidak semestinya من bermaksud “daripada jenis yang sama” sepertimana yang penulis maksudkan. Apakah hujah untuk menyatakan bahawa من tersebut bermaksud “daripada”?

Syeikh Tantawi RA mengulas perkara ini di dalam Tafsir al Wasit bahawa من tersebut bermaksud للتبعيض , iaitu “daripada sebahagian”. Maka, Ibn Abi Hatim menukilkan kalam Ad Dhohak bahawa maksud ayat tersebut ialah “Hawa dicipta daripada Nabi Adam, daripada tulang rusuknya (no. 4764)

Imam Ibn Kathir juga menyatakan perkara yang sama di dalam Tafsir Ibnu Kathir, bahawa Hawa dicipta daripada tulang rusuk kiri Nabi Adam AS. Beliau dikenali dengan kepakaran dalam bidang tafsir, dan begitu mendalami selok-belok sanad. (rujuk ad Dakhil)

Maka, Jumhur Ulama meletakkan bahawa من tersebut bermaksud للتبعيض , berdasarkan pandangan mereka yang mengatakan bahawa Hawa dicipta daripada tubuh Nabi Adam AS.

Manakala Abu Muslim al Asfahani mengatakan :

أن المراد من قوله { وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا } أى من جنسها
Sesungguhnya, yang dimaksudkan dengan firman Allah “Dan diciptakan daripadanya (jiwa yang satu itu) pasangannya”, iaitu daripada jenisnya.

PENJELASAN TENTANG AYAT AL QURAN

Beberapa ayat-ayat al Quran yang dijadikan oleh penulis sebagai hujah ialah :

Pertama

والله جَعَلَ لَكُمْ مِّنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجاً
Dan Allah lah yang menjadikan daripada diri-diri kamu ini, isteri-isteri kamu (Surah an Nahl : 72)

Maksud daripada ayat ini terbahagi kepada dua pandangan :

Imam Sayuti RA menukilkan di dalam ad Durrul Manthur Fi Tafsiri Bil Ma’thur,

عن قتادة في قوله : { والله جعل لكم من أنفسكم أزواجاً } قال : خلق آدم ثم خلق زوجته منه
Daripada Qatadah RA, menafsirkan “Dan Allah lah yang menjadikan daripada diri-diri kamu ini, isteri-isteri kamu” beliau berkata : Adam dicipta, kemudian pasangannya dicipta daripada dirinya.

Manakala Imam Baidhawi mengatakan bahawa :

أي من جنسكم لتأنسوا بها ولتكون أولادكم مثلكم . وقيل هو خلق حواء من آدم
Iaitu, daripada jenis kamu, untuk kamu hidup dengannya, dan menjadikan anak-anak kamu seperti kamu. “Qil” mengatakan bahawa Hawa dicipta daripada Adam.

Imam Nawawi menyebut di dalam Muqaddimah Minhaj at Tolibin bahawa “Qil” yang digunakan oleh beliau merujuk kepada pandangan dha’if.

Tetapi, saya tidak melihat bahawa Imam Baidhawi menyokong pandangan Abu Muslim al Asfahani. Sebaliknya, beliau hanya menafsirkan maksud من tersebut ialah “daripada jenis kamu”. Iaitu tidak berkaitan dengan penciptaan Hawa daripada Nabi Adam. Sebaliknya, ia berkaitan dengan diri kita, yang mana isteri-isteri kita adalah “sama jenis dengan kita”.

Imam Baidhawi menafsirkan ayat 1 Surah an Nisa dengan mengatakan bahawa Hawa dicipta daripada tulang rusuk Nabi Adam AS. Manakala di dalam ayat Surah an Nahlu ayat 72 beliau menafsirkannya sebagai “daripada jenisnya” kerana beliau tidak menyamakan maksudnya dengan kisah Nabi Adam AS.

Kedua

لَقَدْ مَنَّ الله عَلَى المؤمنين إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مّنْ أَنفُسِهِمْ
Sesungguhnya Allah telah mengurniakan (rahmatNya) kepada orang-orang yang beriman, setelah Ia mengutuskan dalam kalangan mereka seorang Rasul dari bangsa mereka sendiri, (Surah Ali Imran : 164)

Jelas menyatakan bahawa maksud من tersebut ialah “dari kalangan kamu”. Lantas, penulis menggunakan ayat ini sebagai hujah untuk menyamakannya dengan Ayat 1 Surah an Nisa, dengan menyatakan bahawa “Hawa dicipta dari jenis Nabi Adam AS” iaitu sejenis, bukannya dicipta daripada tulang rusuknya.

Maka, sepertimana yang saya sebutkan, penafsiran ayat 164, Surah Ali Imran tidak boleh disamakan dengan Surah an Nisa ayat 1. Tidak boleh menyamakan kesemua من di dalam ayat al Quran merujuk kepada “daripada jenis”. Kadangkala ia bermaksud للتبعيض , رفعاً للجنس , للجنس , صِلةً , تعجّباً dan banyak lagi.

Kesimpulan

Kesimpulan di sini, Jumhur Ulama berpandangan bahawa Hawa dicipta daripada tulang rusuk Nabi Adam AS, manakala Abu Muslim al Asfahani berpandangan bahawa Hawa bukan dicipta daripada Nabi Adam AS, tetapi dicipta daripada jenis yang sama dengan Nabi Adam AS.

Perbezaan ini tidak perlu diperbesarkan. Cukup sekadar ini. Perkara ini pun sudah diperincikan oleh ulama-ulama sebelum kita. Saya bersetuju dengan apa yang penulis nukilkan, iaitu :


Dalam hal ini Shah Waliyullah menyebutkan dengan jelasnya. Kata beliau ketika mengulas kisah-kisah yang diceritakan oleh al-Quran: “Bukanlah maksud cerita-cerita di dalam al-Quran untuk mengetahui cerita itu sendiri. Maksud sebenarnya ialah supaya pembaca memikirkan betapa bahayanya syirik dan kemaksiatan serta hukuman Allah hasil dari perbuatan syirik itu di samping menenangkan hati orang-orang yang ikhlas dengan tibanya pertolongan dan perhatian Allah kepada mereka” (al-`Fawz al-Kabir Fi Usul al-Tafsir, hal. 138)

Perbincangan yang sebenar bukanlah asal-usul Hawa. Tetapi hikmah daripada penciptaan Hawa daripada tubuh Nabi Adam AS.

Muhammad Mujahid bin Ir Hj Mohammad Fadzil
Felo Akidah dan Falsafah
MANHAL PMRAM
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rahsia - rahsia Allah:-
1- kejadian Hawa dari tulang rusuk.
2- Rahsia Umur kematian manusia

1- Banyak penjelasan dan perbincangan mengenai tulang rusuk dan kejadian Hawa dari tulang rusuk           kesimpulannya inilah rahsia Allah yang maha hebat



IKUTI PERKEMBANGAN PESAKIT YG SEDANG DI RAWAT...

di sini hanya paparkan gambar pesakit yg Kronik sahaja...